IAPA ANNUAL CONFERENCE 2018 DAN KUALITAS TATA KELOLA PERMUKIMAN DAN SAMPAH DI PELABUHAN FLAMBOYAN KOTA PALANGKA RAYA

I.              LANDASAN TEORI

1.1   IAPA

IAPA (Indonesian Association for Public Administration) dalam bahasa indonesia disebut sebagai Asosiasi Ilmu Administrasi Negara/Publik Indonesia. IAPA didirikan pada tanggal 6 Juli 2010 di Bandung.

IAPA adalah asosiasi yang beranggotakan para akademisi dan praktisi dalam bidang administrasi publik yang aktif melakukan kajian-kajian dan penelitian untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang lebih baik berdasarkan isu-isu terkini. IAPA dengan demikian secara konsisten melibatkan diri dalam pembangunan dibidang pemerintahan dan memiliki tanggung jawab kepada publik untuk mendiseminasi hasil-hasil penelitian anggotanya secara reguler setiap tahunnya.

 

1.2   Kualitas

Menurut Kadir (2001:19) menyatakan bahwa kualitas adalah tujuan yang sulit dipahami (tujuan yang sulit dipahami), karena harapan para konsumen akan selalu berubah. Setiap standar baru ditemukan, makan konsumen akan menuntut lebih untuk mendapatkan standar baru lain yang lebih seru dan lebih baik. Dalam pandangan ini, kualitas adalah proses akhir dan bukan hasil akhir (meningkatkan kualitas kontinuitas).

1.3   Perumahan dan Pemukiman

Berdasarkan UU No.1 Tahun 2011 tentang perumahan dan pemukiman. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan.

Menurut Abrams (1664: 7) Perumahan merupakan salah satu bentuk sarana hunian yang memilki kaitan yang sangat erat dengan masyarakatnya. Hal ini berarti perumahan di suatu lokasi sedikit banyak mencerminkan karakteristik masyarakat yang tinggal diperumahan tersebut.

Menurut Kuswartojo (1997:21) Permukiman adalah perumahan dengan segala isi dan kegiatan yang ada didalamnya. Berarti permukiman memiliki arti lebih luas daripada perumahan yang hanya merupakan perpaduan antara wadah fisiknya saja, sedangkan permukiman merupakan perpaduan antara wadah (alam, lindungan, dan jaringan) dan isinya (manusia yang hidup bermasyarakat dan berbahaya didalamnya).

 

1.4   Sampah

Menurut World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006).

II.            TEMUAN LAPANGAN

2.1   IAPA Annual Conference

IAPA Annual Conference 2018 diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya pada tanggal 10-12 Oktober 2018 dengan tema “Collaborative Government to Strengthen Local and Global Competitiveness”, dan 3 (tiga) sub-tema turunan yakni “Public Privat Partnership (PPP) to increase Local and Regional Development”, “Policy of Local Government in Implementing the SDG’s program”, “Strengthening local wisdom in creating local Innovation.”

Seminar tersebut dihadiri oleh Ketua IAPA Prof. Dr. Eko Prasojo dan narasumber lainnya seperti Anngus Shuenn-Ren Liou dari National Chung Kung University (NCKU) Taiwan, Dr. Lizan E. Perante-Calina dari University of the Philippines dan Prof. Mohammad Agus Yusoff dari University Kebangsaan Malaysia (UKM).

Kemudian ada Dirjen Binamarga Sugiyartanto, Bupati Banyuwangi A Azwar Anas dan Guru Besar Universitas Negeri Palangkaraya (UPR) Prof. Dr. Sulmin Gumiri.

Acara tersebut dibuka Walikota Palangka Raya Fairid Naparin itu dihadiri sejumlah perwakilan perguruan tinggi di Kalimantan Tengah, mantan Dekan FISIP UM Palangkaraya Dr. H. M. Riban Satia dan dihadiri oleh banyak tamu undangan lainnya termasuk para mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Seminar itu berlanjut seperti seminar pada umumnya dimana ada acara pembukaan yang menampilkan tarian tradisional kalimantan tengah dan persembahan dari paduan suara. Selanjutnya acara berlanjut sesuai agenda kegiatan.

Oleh Anngus Shuenn-Ren Liou dari National Chung Kung University (NCKU) Taiwan, memaparkan tentang Tainan Cultural Creative Boulevard Action Forum:

1)    Vision : Tainan 2024, 400 years for Zeelandia, 300 years for Tainan as Capital of Taiwan

2)    Scope : 4 Sections, 1 boulevard, 3 urban centers

3)    Method : 3 forums and 6 pre-forum meetings + Exhibition + Publications

(1)  Re-examining and re-programming the existing

(2)  Organizing for the future

Dilanjutkan dengan menjelaskan tentang Government’s Project Related to the Creative Boulevard Participating Bureaus: Culture, Urban Development, Tourism, Economic Development, Transportation.

Ada Design Thinking Workshop yaitu:

1)    Individual Expression

2)    Calssification

3)    Selection

4)    Integration

Oleh Dr. Lizan E. Perante-Calina dilanjutkan PPT dengan judul The State of Public-Private Partnership: A Collaborative Governance Towards National Growth, Development and Competitiveness.

Setelah itu narasumber menjelaskan semua materinya dari PPT menggunakan bahasa inggris dari awal hingga akhir sampai pada penjelasan oleh Dirjen Binamarga Sugiyartanto, Bupati Banyuwangi A Azwar Anas dan Guru Besar Universitas Negeri Palangkaraya (UPR) Prof. Dr. Sulmin Gumiri.

 

2.2   Kualitas Tata Kelola Permukiman Di Pelabuhan Flamboyan

Berdasarkan hasil observasi pada daerah permukiman penduduk yang berada di sekitar pelabuhan Flamboyan yang berada di Jalan A. Yani kota Palangka Raya dapat dilihat bahwa permukiman penduduk yang ada disana sangat rapat dan berdempetan dari rumah yang satu dengan rumah yang lain. Pola permukiman penduduk juga mengikuti pola jalan di permukiman itu sehingga tak sedikit dari mereka yang menggunakan ruas jalan sebagai halaman rumah mereka.


 

Selama melakukan observasi di permukiman ternyata masyarakat disana banyak yang membuka usaha kecil seperti toko kelontong didepan rumah mereka. Karena hal itu, tepat dibawah bangunan rumah panggung mereka banyak didapati sampah-sampah plastik contohnya yang hampir menutupi daerah permukaan air sehingga disana terlihat kotor dan kumuh. Padahal dipermukiman itu tersedia bak sampah dari pemerintah kota.

Selain bak sampah tersebut, disana tersedia fasilitas lain yang disediakan oleh pemerintah kota seperti listrik dan lampu jalan yang sudah tersedia hanya kurang memadai.

 

2.3   Kualitas Tata Kelola Sampah Di Pelabuhan Flamboyan

Untuk observasi tentang masalah sampah yang ada di pelabuhan Flamboyan saya melihat banyak sampah kecil terselip diselokkan dan beberapa sampah plastik dari hasil pedagang yang berjualan disana.

Selain itu juga, sampah juga ada yang memenuhi pinggiran bantaran sungai. Hal itu cukup terlihat dikarenakan air sungai yang sedang surut. Padahal disana, lagi-lagi tersedia bak sampah oleh pemerintah kota dilengkapi dengan papan himbauan dilarang membuang sampah sembarangan disekitar pelabuhan yang dikeluarkan oleh Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Perumahan kota Palangka Raya.

III.           PEMBAHASAN

3.1   IAPA

IAPA Annual Conference 2018 diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya pada tanggal 10-12 Oktober 2018 dengan tema “Collaborative Government to Strengthen Local and Global Competitiveness” dan dihadiri oleh banyak tamu undangan termasuk para mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Seminar tersebut dihadiri oleh Ketua IAPA Prof. Dr. Eko Prasojo dan narasumber lainnya seperti Anngus Shuenn-Ren Liou dari National Chung Kung University (NCKU) Taiwan, Dr. Lizan E. Perante-Calina dari University of the Philippines dan Prof. Mohammad Agus Yusoff dari University Kebangsaan Malaysia (UKM).

Kemudian ada Dirjen Binamarga Sugiyartanto, Bupati Banyuwangi A Azwar Anas dan Guru Besar Universitas Negeri Palangkaraya (UPR) Prof. Dr. Sulmin Gumiri.

Setelah itu kegiatan terus berlanjut dan masing-masing dari narasumber dari luar negeri itu menjelaskan dan memperkenalkan sistem atau tata cara  administrasi yang ada di negara mereka masing-masing dan tentu saja menggunakan bahasa inggris dan tak ada yang bisa saya pahami dengan baik sehingga tak ada pula yang bisa saya bahas pada bab ini.

Setelah itu berlanjut kepada narasumber lainnya termasuk menampilkan perkembangan pada pembangunan di kota banyuwangi oleh Bupatinya.

 

3.2   Kualitas Tata Kelola Permukiman di Pelabuhan Flamboyan

Seperti pada temuan lapangan, tata kelola permukiman penduduk yang ada di sekitar pelabuhan Flamboyan masih kurang baik dimana masih terlalu rapat dan tidak diatur dengan baik. Masih terlihat seperti permukiman kumuh dimana sampah-sampah rumah tangga atau sampah dari hasil berjualan para penduduk yang ada disana memenuhi permukaan air dibawah bangunan rumah panggung mereka.

Untuk permukiman padat penduduk seperti itu tidak heran jika terlihat tidak tersusun atau terlihat kotor dalam artian dimana masyarakat masih kurang berpartisipasi dalam mengelola lingkungan tempat tinggalnya sendiri. Pemerintah kota sudah menyiapkan bak sampah disana yang bisa digunakan sebagai tempat penampung sementara sampah dari penduduk yang tinggal di sekitaran pelabuhan tapi ternyata tidak digunakan dengan baik. Karenanya tindakan mereka yang membuang sampah sembarangan berhasil mengotori dan merusak lingkungan.


 

3.3   Kualitas Tata Kelola Sampah di Pelabuhan Flamboyan

Sebagai tempat yang sering dikunjungi dan terdapat aktivitas disana tentu saja masalah sampah pasti akan dijumpai. Terlebih di pelabuhan flamboyan itu banyak pedagang yang menjual barang dagangannya pada masyarakat yang mengunjungi pelabuhan tersebut contohnya menjual gorengan dan air minum yang pastinya menggunakan plastik. Untuk sampah plastik, sedotan bahkan tusuk gorengan sisa para pembeli masih berserakan dan beberapa ada yang terselip diselokkan  yang ada disana.

Berjalan lebih menepi kearah sungai yang sekarang ini sudah tersedia pondok tempat beristirahat pengunjung dapat kita lihat dibawahnya atau di pinggir bantaran sungai terdapat banyak sampah-sampah yang tersebar. Tentu saja hal itu terlihat saat air sungai sedang surut, dipastikan saat sedang pasang banyak masyarakat entah disengaja atau tidak membuang sampah mereka langsung ke air sungai.

Untuk fasilitas bak sampah dari pemerintah kota sudah disediakan dan diletakkan ditempat yang strategis dalam artian bisa dijangkau dengan mudah dan tidak tersembunyi hingga memudahkan para pengunjung membuang sampah pada tempatnya. Namun walau ada papan himbauan yang melarang masyarakat membuang sampah sembarangan nyatanya masih banyak yang melakukan hal tersebut.

IV.          PENUTUP

4.1   Simpulan

IAPA (Indonesian Association for Public Administration) dalam bahasa indonesia disebut sebagai Asosiasi Ilmu Administrasi Negara/Publik Indonesia.

IAPA Annual Conference 2018 diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya pada tanggal 10-12 Oktober 2018 dengan tema “Collaborative Government to Strengthen Local and Global Competitiveness” dan dihadiri oleh banyak tamu undangan termasuk para mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik membahas seputar permasalahan dan perkenalan sistem administrasi dari beberapa negara seperti taiwan, philipina dan malaysia.

Kualitas tata kelola permukiman penduduk di pelabuhan flamboyan masih kurang baik dimana masih terlalu rapat dan tidak diatur dengan baik. Masih terlihat seperti permukiman kumuh dimana sampah-sampah rumah tangga atau sampah dari hasil berjualan para penduduk yang ada disana memenuhi permukaan air dibawah bangunan rumah panggung mereka.

Di pelabuhan flamboyan itu juga ada banyak pedagang yang menjual barang dagangannya pada masyarakat yang mengunjungi pelabuhan tersebut contohnya menjual gorengan dan air minum yang pastinya menggunakan plastik. Untuk sampah plastik, sedotan bahkan tusuk gorengan sisa para pembeli masih berserakan dan beberapa ada yang terselip diselokkan  yang ada disana. bahkan dipinggir bantaran sungai juga didapati beberapa sampah plastik dan sampah lainnya yang tersebar menutupi permukaannya. Padahal disana fasilitas dari pemerintah kota seperti bak sampah sudah tersedia.

 

4.2   Saran

Untuk masalah IAPA tidak banyak saran yang bisa saya berikan selain mengharapkan nantinya ada penjelasan atau penerjemah untuk materi yang disampaikan oleh narasumber dari luar negeri tersebut terlebih untuk membantu mahasiswa yang diwajibkan hadir dan membuat laporan mengenai kegiatan IAPA ini. Sangat disayangkan beberapa informasi penting tidak bisa didapatkan dikarenakan minimnya penguasaan dalam berbahasa inggris khususnya saya sehingga yang bisa saya dapatkan hanya dengan melihat PPT yang sudah disediakan. Untuk narasumber lain dari Indonesia bisa saya pahami sedikit tentang apa yang mereka sampaikan.

Untuk permasalahan tata kelola permukiman padat penduduk yang ada disana jika tidak bisa dialokasikan ketempat yang seharusnya akan lebih baik lagi dan jikalaupun tidak maka harus diatur pengelolaan permukiman disana dan lebih ditata dan tentu saja untuk masalah sampah atau limbah mereka juga ditangani seperti memberikan bak sampah lebih banyak lagi dan menghimbau seluruh masyarakat disana untuk membuang sampah pada tempatnya atau dengan memberikan sanksi langsung pada pemilik rumah yang mempunyai sampah yang banyak pada lingkungannya. Pemerintah juga bisa membuat gerakan satu minggu sekali membersihkan lingkungan permukiman yang dipimpin oleh ketua RT setempat. Begitu juga halnya dengan daerah pelabuhan Flamboyannya akan dilakukan kebijakan serupa.

Selain itu bisa dilakukan sosialisasi dan himbauan untuk lebih menjaga lingkungan permukiman karena tempat yang kotor akan menjadi sarang penyakit dan itu tentu saja akan merugikan penduduk yang tinggal disana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan

Makalah AD & ART Muhammadiyah - Kemuhammadiyahan II

Makalah Karya Monumental Umat Islam dalam Perkembangan IPTEKS - Kemuhammadiyahan III