Aspek Praktek - Praktek Manajemen Partisipasi
BAB I
Pendahuluan
A. Gambaran Umum
Di zaman sekarang, mode pakaian dari waktu kewaktu tidaklah sama dan terus akan selalu berubah. Orang-orang akan mudah bosan dengan gaya yang sama. Seperti halnya juga untuk busana muslim wanita (Gamis).
Seperti yang kita tahu, Gamis atau busana muslim wanita adalah salah satu jenis baju jubah dan merupakan salah satu jenis pakaian muslim dengan model lurus dengan panjang hingga dibawah lutut atau hingga mata kaki, bersifat longgar sehingga menutup seluruh badan dari mata kaki hingga kedada.
Beberapa tahun kebelakang, sedang zamannya berbusana muslim ala Ashanty atau ala Syahrini sekalipun. Untuk mensiasati mode yang selalu berubah ini cara yang terbaik adalah dengan mengupdate pengetahuan bisa melalui internet untuk tahu trend mode seperti apa saja yang digemari dikalangan masyarakat, terutama adalah anak muda yang menginginkan busana muslim (Gamis) namun tetap trendi dan tidak terlihat begitu kuno.
Banyak orang-orang berpatokan pada selebriti yang mereka liat melalu sosial media atau dari televisi, mereka cenderung ingin mengikuti gaya dan trend para selebriti yang mereka lihat. Oleh karena itu, kami mempunyai insiatif untuk membuat busana muslim wanita (Gamis) yang mengikuti perkembangan itu. Karena kami sangat tertarik untuk membuat sebuah busana muslim yang tetap terlihat menawan dan tidak ketinggalan zaman. Kami membuat desain yang berpatokan pada trendnya namun tetap memiliki ciri khas tersendiri.
Kami mengharapkan dengan cara kami yang seperti itu, kami dapat menarik minat orang banyak dan membuat orang-orang puas akan hasil yang kami berikan. Karena kepuasan konsumen adalah hal terpenting dalam menjalankan segala macam usaha, termasuk usaha pembuatan gamis ini.
Adapun daftar dari stuktur usaha kami adalah sebagai berikut:
a. Nama Perusahaan : UD. PUTRI ABADI
b. Bidang Kegiatan Perusahaan : Begerak dibidang pembuatan busana Muslim wanita (Gamis)
c. Tingkat Organisator
a) Top Management
- Direktur/ Pimpinan Perusahaan : Ririn Widyarti
b) Middle Management
- Manager Keuangan / Bendahara Umum : Sri Ayu
- Manager Produksi : Supardi
- Manager Marketing / Distribusi : Budiono
- Manager SDM : Herianto
c) Supervisor
- Kep. Bidang Keuangan : Fitriani
Staf Pelaksana :
1) Bahrudin 3) Lida
2) Fatmawati 4) Desi
- Kep. Bidang Produksi : Sholehudin
Staf Pelaksana :
1) Rudianto 5) Indah
2) Ismayanti 6) Akbar
3) Arini 7) Ana
4) Anang 8) Putri
- Kep. Bidang Marketing / Distribusi : Bayu
Staf Pelaksana :
1) Sridayanti 4) Heni
2) Bambang 5) Endang
3) Norsehan 6) Tito
- Kep. Bidang SDM : Zaky
Staf Pelaksana :
1) Tomo 3) Evi
2) Eko 4) Nadia
BAB II
Pembahasan
A. Permasalahan dalam Perusahaan/Usaha
Dalam usaha, pasti saja setiap orang mengharapkan yang terbaik untuk itu, tidak ada permasalahan baik dibidang produksi barang, pemasaran ataupun ketenagakerjaannya. Namun, hal itu tak bisa dihindari. Masalah akan selalu ada. Baik dalam permasalahan kepegawaian atau masalah barang yang terdapat kecacatan pada saat pengerjaan.
Kami menjalankan usaha ini dengan selalu menerima masukan dari para pegawai dan juga melihat dari berbagai aspek yang lain, karena kami mengharapkan adanya kerja sama yang baik antara kami dan para pegawai. Namun, sepertinya kami mempunyai sedikit permasalahan karena itu. Para pegawai sering menyalahgunakan kebebasan yang kami berikan.
Seperti mereka sering meminta izin untuk cuti padahal batas cuti yang ditentukan hanya 25 kali selama setahun. Namun, kami mengizinkan karena berbagai alasan akhirnya mereka bisa mengambil cuti tambahan tanpa adanya pemotongan gaji. Tak hanya itu, mereka juga sering melakukan kesalahan saat dalam pengemasan. Entah dalam satu kardus jumlahnya kelebihan atau kurang, itu sering terjadi. Sehingga beberapa konsumen sering komplain dan meminta pertanggung jawaban.
Kami sering melihat para pegawai yang sebenarnya sudah lelah tapi tetap memaksakan diri bekerja padahal kami sudah mengatakan untuk beristirahat terlebih dahulu, mereka mengatakan ‘tidak enak’ karena sudah sering mengambil cuti dan terus berusaha hingga akhirnya karena kurang konsentrasi merekapun melakukan kesalahan pada tahap pengemasan dan pihak distibutor yang percaya pada mereka tidak melakukan pengecekkan ulang.
B. Pembahasan berdasarkan Aspek Praktek-Praktek Manajemen Yaitu Partisipasi Psikologis
Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan/usaha kami sekarang memang mengakibatkan pengerjaan terhadap suatu barang sering terlambat, bahkan karena kesalahan dalam jumlah barang yang sering kurang itupun tak sedikit dari para penerima atau konsumen yang mengadu untuk pengiriman kembali barang yang nyatanya kurang. Kami sering mengalami rugi karena melakukan pengiriman dua kali untuk satu wilayah. Padahal sebelum pengiriman kami sudah meminta untuk para pegawai lebih teliti lagi.
Beberapa pegawai yang bertanggung jawab dalam pengemasan, sudah mengakui kesalahan mereka yang karena tuntutan barang yang harus cepat didistribusikan, akhirnya mereka sering melakukan kesalahan itu. Alasan mereka adalah dikejar waktu dan harus mencapai target. Dan mereka siap menerima resiko atas kesalahan mereka.
Awalnya kami merasa kecewa dan malu karena sering menerima keluhan dari berbagai konsumen. Kami merasa pegawai kami kurang profesional dalam bekerja. Kami hampir memberikan potongan gaji kepada mereka, namun setelah kami mencoba lagi melihat dari sudut pandang para pegawai kami yang secara keseluruhan murni bukan kesalahan mereka karena ada beberapa faktor juga yang menyebabkan kesalahan itu. Kami juga merasa kasihan kepada para pegawai yang dituntut untuk terus mengejar target dengan jumlah pekerja yang sebenarnya masih kurang. Oleh karena itu kami, menerima permintaan maaf mereka dan membatalkan sanksi kepada mereka.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan tentang usaha kami, permasalahan dan pembahasan yang mengambil pada aspek praktek-praktek manajemen yaitu partisipasi psikologis, dapat kami simpulkan bahwa permasalahan kami diawali dari banyaknya cuti yang diambil oleh para pegawai sehingga saat mereka kembali bekerja mereka harus bekerja lebih untuk menggantinya, dan karena terburu-buru dan kurang teliti maka terjadilah kesalahan dalam pengemasan. Dan hal itu juga didukung oleh pihak distributor yang juga karena sudah mempercayai semuanya kepada pihak produksi, mereka hanya mengecek sekilas-sekilas saja, dalam artian mereka percaya akan kinerja pihak produksi. Alhasil, ternyata masih ada kesalahan. Disamping itu juga, kurangan pegawai bisa dijadikan salah satu faktornya. Sehingga semua itu tidak murni kesalahan para pegawai semata, maka yang kami lakukan hanya memberi teguran untuk lebih teliti lagi tanpa memberikan sanksi.
B. Saran
Berdasarkan hasil dari pembahasan secara keseluruhan, kami-pun mempunyai sebuah saran bagaimana kejadian atau permasalahan seperti itu tidak akan terjadi lagi dikemudian hari. Yaitu dengan cara, sebagai berikut:
1) Tegas dalam memberikan batasan untuk pengambilan waktu cuti
2) Menambahkan kembali jumlah tenaga kerja jika para pekerja yang sudah ada dianggap kurang maksimal
3) Selalu menyuruh setiap pegawai untuk berhati-hati dan lebih teliti, biar lambat asal tepat
4) Memaksimalkan para pekerja untuk bekerja disetiap bidangnya dengan baik dan bertanggung jawab
5) Selalu menerima keluhan baik dari konsumen maupun para pegawai
Komentar
Posting Komentar